Jatuh? Di-Bodrexin ajah!

​Hei kamu, iya kamu, yang lagi baca tulisan ini, apakah kamu seorang pengendara motor? Kalau iya, hati-hati ya.

Banyak yang bilang naik motor mirip dengan naik sepeda, kalau sudah bisa naik sepeda, naik motor mah gampil. Apalagi sekarang sudah ada motor matic yang notabene gas-rem-gas-rem aja. Ga heran sekarang bocah-bocah berseragam itu udah pada naik motor tanpa helm, cengtri, dan nyempil di antara mobil-mobil.

Pengendara motor sekarang sudah menjamur banget, bahkan sampai anak SD pun ke minimarket depan gang aja bawa motor. Parahnya lagi, si bocah SD ini udah boncengin ibunya! Wah, saya kalau liat yang seperti ini rasanya langsung mau marah-marahin ibunya yang tidak mengajarkan kedisiplinan dari kecil. Bocah-bocah yang bawa motor itu pasti belum punya SIM. Yaiyalah, KTP juga belom.

Entah ya apa memang sekarang zamannya sudah berubah, padahal zaman 2000an awal, bawa handphone aja udah wah banget. Apalagi naik motor. 

Jadi pantes aja kan kalo liat pengendara motor yang ugal-ugalan, saya jadi langsung inget sama bocah SD itu tadi. Mungkin mereka yang bawa motor di jalan ga pake adab, ya hasil produk dari ketidakdisiplinan orangtua mereka.

Buktinya ada dari penelitian Korps Lalu-Lintas POLRI yang mengatakan bahwa angka kecelakaan tertinggi berada pada pengendara yang berada di tingkat Sekolah Lanjutan Atas dengan persentase 57%. Angka terbanyak kedua adalah yang lulusan sekolah lanjutan pertama (SLTP), 17 persen. Kemudian disusul lulusan sekolah dasar (SD) sebanyak 12 persen. Terakhir lulusan perguruan tinggi (PT) 6 persen.

Faktanya lagi, angka kecelakaan di Jakarta cenderung meningkat di tahun 2016 ini. Kebetulan sekali salah satu dari orang tersebut adalah teman saya. Di suatu pagi dapat kabar bahwa teman saya jatuh dari motornya. Badannya lecet-lecet, tapi sepintas dilihat dia seperti orang yang baik-baik saja walau mukanya meringis. Namun, apabila diperhatikan ternyata badan dan tangan dia lecet-lecet. Fokus saya saat itu adalah pada kelingkingnya.

Bukan karena ngetrill, bukan bukan. Kelingking dia sebetulnya lecet tapi terbalur debu putih kemerah-merahan. Langsung saja saya tanya, begini kurang lebih percakapan saya dengan dia:

(S: saya ; D: dia)

S: Eh, tangan lo kenapa? Itu putih2 apaan?

D: Ini bekas jatuh, gue kasih Bodrexin diancurin.

S: Hah?? Bodrexin? Ga salah tuh?

D: Enggak, kan ada kandungan paracetamol buat penghilang rasa nyeri jadi gue alusin trus gue masukin ke plastik. 

S: Ohya?

D: Iya. Gue tau info ini dari tukang-tukang tau. Katanya kalau jatuh, dibalurin Bodrexin aja. Barang bagus nih, mau ga lo?

Maaf, identitas harus disamarkan demi kepentingan bersama. Tenang, dia bukan bandar beneran kok..

Buat saya ini hal baru dan unik. Kamu punya pengobatan andalan yang beda dari yang lain seperti cerita saya di atas?
Source: 

1. wartakota.tribunnews.com/2016/08/10/di-tahun-2016-angka-kecelakaan-di-jakarta-meningkat

2. http://www.gaikindo.or.id/survei-menunjukkan-57-korban-kecelakaan-lalu-lintas-berpendidikan-sla/