Tahun 2020 ini dapat dikatakan sebagai tahun yang cukup berat untuk kita semua seluruh warga dunia. Ya, adanya pandemi global Covid-19 sudah membuat geger seluruh warga dunia. Tidak memandang status sosial maupun status ekonomi seseorang. Akibatnya sudah kita rasakan sendiri mulai dari adanya seruan social distancing, WFH (work from home), serta baru-baru ini khusus di ibukota Jakarta diterapkan PSSB (Pembatasan Sosial Skala Besar).

Lalu bagaimana tanggapan masyarakat? Tidak sedikit yang mengeluhkan keadaan ini. Akankah ada diantara kamu yang kangen dengan suasana tempat kerja? Adakah diantara kamu yang kangen menghabiskan waktu dengan nongkrong di cafe atau bahkan hanya sekedar jalan-jalan di mall? Adakah diantara kamu yang kangen bercengkrama dengan sanak saudara maupun sahabat karib?

Kemungkinan besar hal-hal tadi belum bisa kita lakukan dalam waktu dekat ini. Bahkan sudah bisa dipastikan Bulan Ramadhan tahun ini tidak ada buka bersama dan juga shalat tarawih di masjid. Namun, hey kawan, marilah kita lihat sisi lain dari adanya peristiwa ini. Bukankah di setiap peristiwa ada hal positif yang dapat kita petik?

sabar dan syukur
source: pinterest

Dimulai dari diri ini sendiri, aku berusaha merefleksikan keadaan saat ini dengan apa saja hal positif yang aku dapatkan.

 

1. Dekat Dengan Anak

Karena di rumah, tentu hikmah paling utama adalah kita bisa ‘membayar’ waktu-waktu kemarin disaat kita meninggalkan keluarga. Sekarang adalah saatnya ‘membalas’ waktu-waktu tersebut. Perhatikan kembali milestone apa yang kemarin sempat terlewati? Sekarang kita punya waktu lebih banyak untuk itu. Bismillah, aku pun berniat mau mengajari anakku untuk toilet training dan menyapih. Mohon doanya ya..

2. Beres-Beres Baju

Merasa rumah ga pernah beres? Nah, ini adalah saat yang tepat buat beres-beres rumah. Selalu ada alasan untuk menghindari beres-beres lemari baju. Kenapa? Karena sebenarnya mau  nggak mau harus ada barang-barang yang kita relakan supaya keluar dan akhirnya lemari kembali rapi. Beres-beres lemari baju itu salah satu self healing loh, kita sama saja membersihkan ‘jiwa psikologis’ kita. Nah, kamu bisa baca buku Marie Kondo soal berbenah baju serta berbenah diri ini.

marie kondo
source: bacaan-indo.blogspot.com

3. Jadi Sering Masuk Dapur

Kurasa hampir semua ibu-ibu merasakan ini. Mau tidak mau, suka tidak suka, kita jadi jauh lebih rajin scrolling resep masakan. Mau itu makanan berat ataupun kue-kue cemilan apapun yang sifatnya gampang dan simple. Betul ibuk-ibuk? Kondisinya semua anggota keluarga di rumah, mau delivery makanan pun belum tentu buka kemudian pikir-pikir lagi karena sedang ada wabah di luar sana. Urusan perut memang nomor satu, belajar masak dan coba resep ini itu ga masalah. Nantinya ini juga bisa jadi salah satu alasan bikin paksu betah di rumah setelah wabah ini mereda kan? 😉

4. Jadi Rajin Olahraga

 

Nah, kalo ini lanjutan dari poin sebelumnya. Karena urusan perut nomor 1, tentu kita jadi kudu masuk dapur, itu artinya makan terus dan ketika cek timbangan rasanya mau menjerit seketika. Geser kekanannya kok heboh bangeeetttt hikss.. Untuk itu perlu lah badan kita ini digerakkan supaya baju tetap muat tetap sehat dan bugar. Baru-baru ini aku mencoba “Tabata Workout” dan hasilnya baju kuyup sekuyup-kuyupnya. Aku cuma ngikutin gerakan instrukturnya sebanyak 4 set selama kurang dari setengah jam. Mungkin kamu bisa coba, ini salah satu jenis olahraga yang mudah dan (katanya) bisa mengurangi berat badan.

5. Punya Berbagai Macam Aplikasi Video Call

Sekarang kita juga jadi melek teknologi karena work from home mengharuskan kita menggunakan aplikasi video call untuk tetap berkoordinasi. Jadi tau kan ada aplikasi video call selain whatsapp tentunya seperti zoom, microsoft team, dan webex. Namun, akhirnya penggunaannya tidak hanya untuk rekan kerja saja tapi bisa juga untuk keluarga. Karena wabah ini aku dan keluarga sempat arisan online menggunakan aplikasi zoom hihihi intinya silaturahim tetep terjalin.

Jadi marilah nikmati momen-momen ini dan lakukan hal-hal positif yang belum tentu kita akan rasakan setiap saat.

Tiada nasihat lain yang bisa diberikan kecuali sabar dalam menghadapi (kalau boleh dikatakan) musibah saat ini. Mengutip pernyataan Ustad Bobbi Herbowo (Pimpinan Yayasan Askar Kauny) bahwa bahwa kesabaran yang sesungguhnya adalah ketika saat manusia dihadapi oleh situasi yang sulit dan yang keluar dari mulutnya adalah asma Allah bukan keluhan dsb. Jadi, sudahkah kita menyebut asma-Nya? Ataukah justru keadaan ini malah membuat kita malah menjauh dari-Nya akibat kesibukan duniawi semata? Wallahu a’lam bissahwab.

#Notetomyself

5 thoughts on “Makna Kesabaran Dalam Situasi Sulit

  1. Sejujurnya aku seneng masa2 WFH gini (aku cuti melahirkan sih, dokter mana bisa WFH – tp jatohnya bergabung dg kelopok WFH krn cuti melahirka td). Dan, aku punya kelompok WAG yg ngeluh2 di rumah terus dan kelompok WAG yg isinya innalillahi terus sempet beberapa waktu kmrn. Terus kayak di dua ujung kutub yg berbeda gt. Emg rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau. Tp bener Zar, aku bersyukur banget bs dikasi kesempatan utk family bonding 🤗

    Like

    1. Alhamdulillah yah Nyos, awalnya pun gue termasuk salah satu yg ngeluh, tp kesini2 dah mulai terbiasa malah takut keenakan nanti pas udah beraktivitas normal :))

      Like

      1. Nah iya kan. Aku lagi deg2an mau masuk medan perang nih minggu depan wkwk Doain sehat2 selalu yah

        Like

      2. Wuaduh, stay safe ya nyos.. semoga aman terkendali semuanya, sehat terusss aamiin aamiinnn

        Like

Leave a comment